6 Tipe anak Cerdas IStimewa

Tipe anak gifted menurut Betts dan Neihart (1988) dalam Dabis dan Rimm menyebutkan 6 tipe anak gifted. Macam-macam tipe anak Cerdas ini perlu diketahui mengingat tidak semua anak CIBI memiliki ciri dan karakter yang sama sehingga hal tersebut cukup membingungkan guru, orang tua atau masyarakat.
Guru masih banyak yang menganggap bahwa anak CIBI harus rajin, tekun, taat dan patuh. Oleh karena itu ketika guru melihat ada anak yang memiliki ciri berlawanan dengan anggapan tersebut maka guru menganggap anak tersebut tidak cocok disebut CIBI. anggapa ini pun akhirnya akan berdampak pada cara guru dalam melakukan pendampingan terhadap anak CIBI.
Orang tua juga sering membandingkan anaknya yang termasuk kategori CIBI dengan anak CIBI lainnya. Membanding-bandingkan ciri ini akan melahirkan tuntutan yang berlebihan atau harapan melebihi kemampuan anak CIBI itu sendiri. Orang tua yang memiliki anak bandel atau pemberontak akan menganggap anaknya tidak CIBI hanya karena orang tua tersebut membandingkan dengan anak CIBI lain yang memiliki ciri penurut, taat dan rajin.

Hal yang sama akan ditemui dimasyarakat. Masyarakat akan menjadi heran, aneh dan kaget bila melihat beberapa anak CIBI memperlihatkan sebuah ciri yang tidak sesuai dengan anggapan mereka. Lalu masyarakat akan mengambil kesimpulan bahwa program layanan yang ada dan membimbing anak CIBI adalah gagal!

Menjadi sangat penting kita mulai mempelajari dan melakukan pengamatan untuk kemudian memandang anak CIBI dalam sudut pandang yang benar-benar baru.

Adapun tipe ini disampaikan pada Seminar Nasional Potensi Luar Biasa Sejuta Anak Cerdas Istimewa, pada tanggal 23 Februari 2010 di Jakarta.

1. Tipe I (The Succesful)
Dalam dunia pendidikan, menurut Betts dan Neihart, anak-anak gifted yang terindentifikasi sebanyak 90 persen adalah dari kelompok tipe ini. Mereka adalah anak-anak yang mampu meraih yang sangat baik, dan dapat mengikuti sistem pendidikan konvensional dengan baik. Mereka mendengarkan dan mempelajari dengan baik apa yang diajarkan baik di sekolah maupun di rumah. Dalam berbagai tes atau ujian mereka juga meraih skor yang tinggi, disamping itu mereka dapat terpilih dan mendapatkan tempat dalam program pendidikan anak gifted.
Terhadapnya, lingkungan baik pihak sekolah maupun orang tua sangat percaya bahwa dirinya dapat meraih prestasi sebaik-baiknya. Ia sangat disenangi oleh sekolah, orang tua dan diterima dengan baik oleh teman-teman sebanyanya. Ia juga tidak mengalami masalah dalam pergaulan. Perkembangan sosial emosionalnya sangat baik. Terhadap anak-anak ini pula, orang disekitarnya tidak melihat apa kekurangannya. Namun sebetulnya ia kurang bisa belajar secara mandiri. Ia mendapatkan prestasi karena dukungan dan bimbingan. Bukan karena mengembangkan minatnya secara mandiri. Kelihatannya ia memiliki konsep diri yang positif, sebagai bentukan karena ia mempunyai prestasi yang baik dan lingkungan yang dapat menerima dirinya dengan baik. Mereka memang menyabet nilai kompetensi yang tinggi saat sekolah. Namun sebetulnya mereka tidak bisa mengembangkan talentanya secara mandiri.

2. Tipe II (The Challenging)
Tipe ini sering tidak teridentifikasi oleh sekolah atau orang tua karena mereka tidak menunjukkan prestasi yang baik. Mereka biasa melakukan segala sesuatu secara spontan dan seringkali spontanitas itu dianggap kegiatan yang mengacaukan, tidak teratur dan tidak patuh. Anak kelompok ini biasanya memiliki tingkat kreatifitas yang sangat tinggi, namun tidak belajar untuk memanfaatkan kebolehannya. Anak ini lebih banyak frustasi karena sistem pendidikan tidak memberikan keleluasan dan perhatian kepada mereka baik kreatifitasnya maupun talentanya.
Kelompok gifted ini adalah kelompok anak yang beresiko tinggi, karena luput dari perhatian dan tidak ditangani dengan baik dan berakibat pada putus sekolah, perilaku bermasalah dan masuk ke dalam sirkuit kenakalan remaja dan penyalahgunaan obat terlarang.

3. Tipe III (The Underground)
Kelompok ini adalah kelompok yang menyembunyikan talenta dan kemampuannya. Umumnya terjadi pada kelompok gifted perempuan diusia sekolah lanjutan pertama. Mereka cenderung menyembunyikan kemampuannya untuk bisa diterima oleh teman sebayanya. Pada lelaki biasanya terjadi ketika masa usia SMA karena mereka meresppon perkembangan sosial yang terjadi disekelilingnya. Ciri mereka biasanya diawal tahun pelajaran cenderung mampu memaksimalkan kemampuannnya, namun ketika menjelang akhir mereka mengalami penurunan yang drastis dan bahkan menolak kelebihan yang ada pada dirinya.
Anak seperti ini adalah kelompok anak yang merasa tidak nyaman, tidak aman dan merasa cemas. Bahkan tekanan tidak hanya muncul dari dirinya sendiri, namun juga dari lingkungan. Teman sebayanya menekan kemampuan mereka untuk bisa menerima kelebihan mereka. Tidak hanya itu bahkan orang tua dan guru sekalipun memberikan tekanan yang tidak kalah beratnya kepada mereka.

4. Tipe IV (The Dropouts)
Kelompok ini memiliki potensi yang tinggi namun tidak mendapatkan dukungan yang baik dari sekolah dan orang tua. Mereka cenderung tidak bisa memunculkan prestasinya dengan harapan dan kemampuannya sendiri. Sistem pendidikan di sekolah menyebabkan ke-frustasi-an dan pada akhirnya membawanya pada penarikan diri dan kondisi depresi.
Tipe ini merupakan dampak dari tidak adanya penanganan yang baik untuk anak kelompok II atau The Chalanging yang berlanjut kepada frustasi dan depresi. Frustasi dan depresi ini bisa muncul di sekolah tingkat lanjut namun pada dasarnya telah dimulai sejak pendidikan dasar. Droupout bukan saja dalam bentuk prestasi sekolah yang menurun namun juga secara mental dan emosional.
Kelompok ini memang merupakan kelompok anak gifted yang terlambat diidentifikasi. Di sekolah dasar ia tidak terdekteksi sebagai anak gifted. Akhirnya anak seperti ini tidak memiliki mitivasi internal yang sangat lemah. Kelompok ini membutuhkan kerjasama dengan yang baik dengan orang yang dewasa yang memang dipercayai. Orang tua juga memerlukan bimbingan khusus agar dapat menghadapinya dengan baik. Kepada anak ini perlu dilakukan tes untuk melihat dibagian apa kekuatannya.

5. Tipe V (The Double Labeled)
Merupakan kelompok gifted yang memiliki gangguan secara fisik, emosional tatupun gangguan belajar (learning disabilities). Anak kelompok ini memerlukan program khusus untuk modifikasi program yang sesuai dengan kondisinya. Seringkali ia tidak menunjukkan prestasi sebagaimana anak gifted pada umumnya karena mereka lebih sering dilihat dari sisi lemahnya, bukan kekuatannya.
Misalnya tulisan yang jelek disebabkan karena motorik halusnya terganggu atau perilakunya yang kacau sehingga tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Anak-anak ini juga seringkali kesulitan menyelesaikan tugas-tugasnya karena ketidakbiasaannya sebagai akibat gangguan yang memang kasat mata.
Bila sekolah dan orang tua tidak mampu menemukan sumber kekurangannya lalu berlanjut secara terus menerus maka akan memunculkan kefrustasian, merasa tidak dihargai, tak dibantu dan merasa terasing. Bahkan si anak sendiri mungkin tidak mengakui dan menyadari sumber masalahnya sendiri secara spesifik.
Sekolah dan orang tua sering tidak mengakui bahwa sesungguhnya anak itu luar biasa karena memang secara fisik dan tampilam, mereka tidak mampu memperlihatkannya secara baik. Karena tidak teridentifikasi, pihak sekolah hanya melihat dan menangani kekurangannya saja namun faktpr kelebihannya tidak terkelola dengan baik.

6. Tipe VI (The Outonomous Learner)
Anak gifted yang sangat mandiri dan mempunyai jiwa kepemimpinan yang sangat kuat. Ia dapat mengembangkan diri secara kreatif dan mampu memanfaatkan segala sesuatu yang ditawarkan dalam pendidikan. Apa yang didapatkan dari sekolah dapat ia kembangkan sendiri sebagai sesutau yang baru. Ia tidak tergantung kepada orang lain dan sangat independen. Ia dapat menentukan sendiri apa yang ingin dicapainya, mempunyai sikap diri yang positif. Ia juga mampu mengekspresikan perasaan, tujuan dan cita-citanya dengan baik dan bebas. Ia sangat disayangi oleh lingkungan dan mendapatkan dukungan positif. Biasanya ia terpilih menjadi pemimpin dalam kelompoknya, baik di sekolah maupun d masyarakat.

Dari uraian diatas semoga kita bisa mendapatkan wawasan baru dalam memandang keberadaan anak Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa. Dengan demikian baik guru atau orang tua dapat melakukan identifikasi dan penanganan secara cepat dan tepat.

SEMINAR NASIONAL “POTENSI LUAR BIASA SEJUTA ANAK CERDAS ISTIMEWA INDONESIA

0 Response to "6 Tipe anak Cerdas IStimewa"