Cara Gokil Atasi Flu Babi ;>

Saat ini dunia lagi heboh soal virus flu babi, setelah sebelumnya virus flu burung. Kata beberapa ahli, ada beberapa cara menghindarinya dengan efektif. Berikut cara-cara dimaksud:
1. Jangan makan BABI
2. Jangan tidur bersama BABI
3. Jangan berciuman dengan BABI
4. Jangan minum kopi atau teh bersama BABI... Read More
5. Jangan mau satu pesawat dengan BABI
6. Jangan berhubungan seksual dengan BABI
7. Jangan mengata-ngatai orang lain dengan kata BABI
8. Jangan dekat-dekat dengan politisi BABI
9. Jangan percaya sama BABI
10. Jangan berperilaku kayak BABI
Kalau 10 jangan di atas bisa dielakkan, mudah-mudahan tidak terkena virus flu babi.

Tapi ini saja kurang jdi saya tmbahkan 4 lgi, seperti brikut ini:
11. jika bertemu babi pura2 ga kenal
12. jika melihat babi flu, segera lapor ke rt babi
13. jangan ngaca krna anda akan melihat engkongnya babi
14. pergilah ke rmah sakit jika hdung anda sudah sebesar babi

cat: jgn membaca dgn suara keras karna, ntar babinya denger


Semoga tips dari gw bakal berguna bagi sluruh umat manusia...

Hoek

Budiono Vs Budi Anduk


Setelah diundur karena kesibukan World Ocean Conference di Manado, SBY secara resmi mengumumkan Boediono sebagai cawapresnya dalam suatu acara yang meriah di gedung Sasana Budaya Ganesha, Bandung, 15 Mei 2009. Tidak ada kejutan sama sekali. PKS yang di hari-hari terakhir terlihat uring-uringan pun ternyata hadir dalam mengerikan...                                                acara tersebut.

Bintang pada acara deklarasi tersebut tentu saja cawapres Boediono yang berpidato setelah SBY. Mengawali pidato dengan basmallah, Boediono secara perlahan namun pasti memperlihatkan kelasnya sebagai seorang profesor yang layak untuk mendampingi SBY. Pada awalnya memang terlihat grogi, mungkin karena ini pertama kalinya ia menyampaikan pidato politik, namun selanjutnya Boediono berpidato tanpa teks dengan jelas dan elegan.
 



Boediono secara jelas dan elegan menjawab tudingan yang diarahkan kepadanya antara lain mengenai pasar bebas dengan mengatakan bahwa perekonomian Indonesia tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada pasar bebas. Menurutnya diperlukan peran negara yang dapat mengintervensi dengan aturan main yang jelas dan adil serta adanya lembaga pelaksana yang efektif. Pada saat yang bersamaan ia menohok pesaingnya dengan menyatakan komitmennya untuk terus memberantas korupsi dan tidak akan mencampur adukan urusan pemerintahan yang dijabatnya dengan kepentingan bisnis pribadi.

Dari caranya berpidato tanpa teks dan terarah tersebut, tampak kalau Boediono ingin memberikan penegasan bahwa dirinya lebih layak dipilih mendampingi SBY dibandingkan calon-calon dari parpol koalisi pendukung Partai Demokrat ataupun Budi Anduk, pelawak yang sedang naik daun dan juga bintang iklan KPU. Ya nama Budi Anduk muncul dan disandingkan dengan Boediono dalam spanduk yang dipasang beberapa hari terakhir. Boediono ingin mengatakan bahwa kalau Budi Anduk cuma bisa menghibur masyarakat melalui lawakannya di televisi, maka Boediono bisa menghibur masyarakat dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Amien....!!

Akhirnya, meski Boediono telah memberikan tampilan yang positif dalam kemunculan perdananya sebagai cawapres, namun ia masih harus bekerja keras untuk membuktikan bahwa ia lebih baik dari Wiranto dan Prabowo Subianto yang menjadi pendamping pasangan capres lainnya. Dan tentu saja ia tetap harus membuktikan lebih baik dari Budi Anduk.



Betul???

Rohgent's Opinion

UNAS DAN SEKITARNYA

Selama dua minggu ini, gw dan anak2 sekelas laennya, lagi melaksanakan tugas "mulia" neh!

Heh? Apaan tuh?

Tugas mulia alias UTS!!! Wakakakak

Dari hari Senin kemaren, gw deg2an. Apakah UTS ini akan berjalan lancar...?

Yah...semoga aja! Secara gw blom selese UTS-nya! Hihihi

Okeh, kali ini, gw ngebahas tentang fenonema UNAS yang dahsyat, bombastis, futuristik, dan Spektakuler di kalangan pelajar kelas 6, 9, dan 12. 

Berdasarkan informasi yg gw dapet dari temen gw, segetolnya pemerintah untuk memperketat pertahanan anti nyontek, tapi tetep aja bobol. 

So, semuanya ngebuat gw berpikir. Sesungguhnya, pelajar Indonesia TIDAK lah BODOH! Mereka semua adalah anak2 yg pintar. Sangat pintar. Tapi yg selama ini gak ada abisnya kalo gw pikir, Kenapa pelajar Indonesia menyalurkan otak pintarnya itu dengan media contek mencontek? Sebegitu mendarahdaging kah budaya gile ini di kalangan generasi muda?

Dan, gw pernah membuktikan , bahwa mencontek sangat merugikan diri sendiri! Bagi beberapa orang, pernyataan ini sangat klasik dan berkesan seperti nasehat emak2 tua.

But,It's my experience, friend! 

Rasanya rugi banget karena dengan mencontek, kita pasti belom menguasai pelajaran tersebut. Dan, yang namanya pelajaran itu bakal kebawa seumur idup! Bayangin, kalo dulu, waktu kelas 1 SD kita gak menguasai pelajaran berhitung, kita pasti bakal kagak bisa pelajaran Matematika seumur idup. Trus, suatu saat nanti, kalo kita dah jadi ortu, trus anak itu bertanya pada kalian nanya pelajaran skulnya, n' kita gag bisa jawab, rasanya pasti malu banget donk! Gengsi jatuh geto....

Menjelang UNAS kemaren, waktu gw dengerin radio, banyak banget salamnya buat temen2nya untuk BUDAYA MENCONTEK! Gw langsung mikir, kalo kayak gini, kapan bangsa Indonesia mau maju?

Nah hebohnya lagi, menurut berbagai sumber dan juga PENGALAMAN gw juga, para guru juga tak kalah cemas dengan Unas. Mereka takut kalau anak didiknya sampai tidak lulus dan itu akan memberi blacklist pada sekolah. Oleh karena itu, para guru pun menghalalkan berbagai cara demi kelulusan anak didiknya. 

Dan, dari pengalaman gw waktu SD kemaren (baru SMP kelas 8 geto!), gue bener2 heran. Setiap hari, bukannya sang guru ini menasehati murid2nya untuk berlaku jujur, malah si guru gendenk ini menyuruh muridnya untuk mencontek dan memberikan contekan. 

Nah secara gw tuh sang juara kelas terus <>, gw diberi tanggung jawab untuk memberi contekan untuk anak2 sekelas. Dan gw kala itu, pastinya cerita ke nyokap gw donk! Gw bingung, koq guru gw nyuruh gw kasih contekan? Dan nyokap gw nyuruh gw untuk gak akan memberikan contekan.

Waktu ujian, gw bener2 gag ngasih contekan dan melindungi kertas gw dari cermin2 kecil temen gw yang siap menyorot setiap detik kalo gw lengah. Sampaqi abis ujian, gw didemo abis2an ma temen2 gw. Dan parahnya, gw dipanggil menghadap wali kelas gw. Dengan emosi yang membara, wali kelas gw marahin gw abis2an karena tidak memberi contekan. N' gw pun diancem gag akan lulus kalo gag ngasih contekan untuk satu ujian lagi, matpel IPA.

Secara gw anak yg kritis, gw tetep gag takut. Gw tetep aja gag ngasih contekan. Tapi kali ini, gw ngebawa nyokap gw. Nyokap gw ngancam balik, kalo gw gag dilulusin cuma gag karena ngasih contekan, nyokap gw bakal nulis kritik pedes ke harian jawa pos n' kompas serta ngadu ke diknas. Dan akhirnya.... gw pun lulus juga....

Lulus SD, gw masuk kelas Akselerasi. Dan setelah sharing n' cerita2, ternyata hampir semua sekolah dasar terutama yang favorit, melakukan hal serupa. Akhirnya gw mengerti, dari mana sumber budaya Contek mencontek ini berasal.

Trus masalah standar kelulusan yang dinilai terlalu tinggi, gw fifty-fifty aja. Gw setuju karena gw rasa nilai 5,75 tuh bukanlah sesuatu yang sulit didapet. Kalo standardnya 7 gitu, baru deh kita protes ke Diknas. Hehehehe.... Coba kalo dipikir2, banyak kan dari kamu2 semua tuh berasa malu kalo dapet nilai dibawah 6. So, kalo 5,75 doank, apa takutnya?

Nah gag setujunya gw adalah... kasian banget donk temen2 kita yang bersekolah di pelosok desa dengan fasilitas dan sistem pendidikan yang jauh lebih buruk daripada di kota. Menurut gw, seharusnya pemerintah tuh ngebuat penggolongan sekolah biar adil. So, standar kelulusan antara sekolah di kota dan di desa apalagi yang sampai ke pelosok desa harus berbeda. Biar adil kan? 

Bandingi aja persiapan antara murid skul di kota maupun di pelosok desa. Kalo yg di kota, mereka tuh udah memiliki fasilitas yg memadai. Bebas dari tugas rumah or kerjaan, diberi apa saja yang mereka perlukan, internet untuk menambah wawasan, bimbel intensif, sampai Try Out yg bejibun banyaknya. 

Sedangkan murid yg skulnya di pedesaan, mereka harus tetap membantu pekerjaan ortu mereka, belajar dengan penerangan seadanya, dan hampir tidak ada try out. Paling2 ya try out dari diknas setempat. Dan itupun terkadang tidak sampai masuk ke skul mereka. So, kalo pemerintah mau pendidikan yang lebih baik untuk anak2 negara, bukan dengan cara memperlengkap fasilitas skul di perkotaan. Pemerintah harusnya bisa meratakan kualitas pendidikan sampai ke pelosok desa, baru deh memperlengkap fasilitas skul n' standar pembelajaran yang setiap tahun makin tinggi. Intensifikasi, baru Ekstensifikasi. Ya gag?

Terakhir, saat gw UTS kemaren, gw merhatiin bangku gw yang sebelumnya digunakan sebagai UNAS,gw dapetin banyak banget coretan catatan pelajaran yg ada di daftar UNAS. Yah, ngrepek kayak gini emang lebih akurat daripada nyontek yg blom tentu kebenarannya.  

melihat itu, gw makin prihatin....