Karakteristik Anak Gifted

1. Sangat waspada terhadap sesuatu yang kurang berkenan
Salah satu karakter ini akan menimbulkan sebuah sikap cepat tanggap terhadap segala yang terjadi dalam kehidupan sekelilingnya. Mereka sangat peka dengan segala sesuatu yang tidak berkenan pada dirinya. Oleh karena itu jangan terkejut bila salah satu ciri mereka juga adalah mudah menangis dan sensitif.
Selama ini anak CIBI yang mudah menangis selalu mendapatkan stigma negatif dengan julukan cengeng, manja dan kurang mandiri. Mereka sangat peka dengan situasi disekitarnya. Mereka mudah tersenuth perasaannya bila melihat ketidakadilan dan kesalahan dalam hidupnya.
Siswa seperti ini sangat potensial menjadi aktivis lingkungan, pejuang hask asasi dan profesi sejenis yang berhubungan dengan kepedulian sosial. Oleh karena itu orang tua dan guru harus mampu memaksimalkan kemampuan mereka tersebut agar mereka bisa memahami langkah dan cara mereka menyalurkan kemampuannya tersebut.
Namun perilaku negatif juga bisa muncul dari karakter anak seperti ini, diantaranya adalah mereka mudah untuk mengkritik orang lain secara membabi buta. Anak yang memiliki kemampuan verbal yang baik, akan dengan mudah mengungkapkan ketidaksetujuannya kepada semua orang tanpa memandang usia dan status. Mereka akan spontan mengatakannya, baik kepada orang tua maupun guru.
Bila guru atau orang tua tidak memahami hal tersebut, maka bisa menjadi masalah karena akan menganggap anak seperti ini kurang ajar. Mereka cenderung curiga terhadap sesuatu yang baru dan meragukan bagi dirinya. Mereka tidak puas hanya dengan menerima apa adanya. Mengajukan pertanyaan dan pernyataan yang bernada memberontak atau membangkang.
Cara menghadapi anak seperti ini adalah dengan meluangkan waktu untuk berdiskusi dan mendengarkan saja. Biarkan bibir mereka terus bicara untuk mengungkapkan persepsi, interpretasi dan pandangannya tentang hal yang mereka gugat. Kita hanya berbicara ketika mereka meminta. Dengan demikian kita juga memberikan peluang kepada mereka untuk secara mandiri melakukan rekonstruksi pikiran dan pengetahuan mereka dan mereka memahami apa yang mereka pikirkan.
Kesalahan umum menangani anak seperti ini adalah ketika orang tua dan guru berdiri pada posisi merasa paling tahu. Padahal kita harus memposisikan sebagai orang yang paling tidak tahu untuk kemudian melontarkan pertanyaan-pertanyaan mendasar untuk melatih mereka kembali menyusun berbagai informasi yang mereka miliki.
Ini sulit, tapi wajib di coba!
Pernah penulis menerima kritik ketika mengajarkan tentang kisah “Boston tea party”. Penulis salah menyebutkan nama Boston, dan seorang anak CI langsung mengatakan bahwa yang saya katakan itu salah. Tanpa ada ketakutan, keraguan dan dinyatakan secara spontan,”SALAH!”
Sekolah juga pernah mendapatkan surat dari seorang anak CI yang menggugat hukuman sekolah yang diberikan kepada siswa kelas IX karena mereka tidak hapal hymne sekolah. Dia memprotes kebijakan sekolah yang menghukum siswa kelas tiga dengan alasan sekolah tidak pernah mengingatkan kembali hymne sekolah yang hanya diajarkan sekali selama menjadi siswa, yaitu pada saat Masa Orientasi Sekolah.

2. Selera humor yang tinggi
Melawak berbeda dengan selera humor. Sering kita jumpai anak-anak CIBI senang dengan guru yang suka bercanda dan menuntut guru untuk selalu tampil sesantai mungkin. Namun yang harus diwaspadai adalah, mereka cenderung tidak menyukai humor kasar dan cabul.
Humor mereka harus digiring untuk mampu berpikir kreatif, out of box atau cerdas menyikapi keadaan. Humor mereka cenderung memiliki tingkat kesulitan dan kepelikannya sendiri. Terkadang penulis juga kesulitan untuk memahami humor mereka yang cenderung sulit dimengerti. Misalnya ada anak yang bertanya, “ Pak mengapa jaman orde baru, banyak orang yang mengobati sakit giginya ke Singapura?”. Lalu anak itu menjawab kembali,”karena di Indonesia pada waktu itu tidak semua orang boleh buka mulut…”.
Perilaku positif dari karakter ini adalah mereka cenderung memiliki tingkat kepekaan diri untuk bisa menerima kesalahannya sendiri. Mereka mampu merespon setiap humor dan merasakan apa maksud dari humor tersebut jika memang mereka merasa seperti yang di anekdotkan tersebut. Kemampuan membaca diri dalam bentuk humor menjadi penting bagi kematangan emosional seseorang sehingga mereka mampu melakukan sosialisasi dengan baik dengan lingkungannya.
Namun perilaku negatif dari karakter ini adalah dengan melontarkan lelucon dengan mengorbankan orang lain. Lelucon ini bisa menyangkut fisik, nama atau kebiasaan yang melekat pada diri seseorang. Kemampuan anak CIBI dalam menangkap fenomena dan gejala yang muncul dari lingkungan lalu digabungkan dengan selera humor yang tinggi akan memunculkan sebuah lelucon segar sekaligus menohok setiap orang yang di”tembak.
Ejekan atau lelucon ini tidak hanya antar teman sebaya namun juga bisa kepada guru yang mereka nilai tidak sesuai dengan harapan mereka. Dan karakter ini pada akhirnya akan berpotensi memunculkan konflik antar rekan dan dengan guru. Tanpa ada bimbingan dan arahan dari guru yang juga memiliki selera humor yang tinggi tidak mustahil karakter ini akan dianggap sebagai masalah besar dalam kehidupan sosial anak dan sekolah.

3. Mampu memahami keterkaitan satu dengan yang lain
Teori sering diberikan oleh guru secara terpisah dan dalam waktu yang tidak berurutan, namun kelebihan anak CI adalah mereka mampu menghubungkan dan mengaitkan sebuah peristiwa satu dengan peristiwa lainnya. Mereka dapat menyatukan “puzzle-puzzle” keilmuan berupa teori untuk kemudian memandangnya sebagai satu-kesatuan yang utuh. Anak CIBI bisa mempertanyakan sebuah teori ekonomi bila ada ketidakcocokan dengan teori yang ada didalam pelajaran sejarah. Padahal keduanya tidak berhubungan secara langsung, namun mereka bisa mengaitkannya satu dengan yang lain.
Dengan kelebihannya tersebut, maka anak CIBI sebenarnya mampu untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri secara mandiri. Berbagai pengalaman dan pengetahuannya mampu mereka hubungan dan dipergunakannya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, baik dalam pertemanan, belajar dan sosial.
Salah satu yang bisa dikembangkan adalah dengan melatih mereka untuk membuat karya tulisa ilmiah sederhana sehingga mereka akan mampu mengembangkan kemampuannya tersebut secara teratur dan sistematis.
Namun ada dampak negatif yang umumnya melekat pada karakter ini adalah mereka cenderung suka ikut campur urusan orang lain. Bila mereka melihat sebuah tindakan teman, guru atau orng tuanya tidak sesuai dengan harapannya, mereka akan cenderung langsung mengatakannya dan mengemukakan alasan serta solusinya. Mereka cenderung sulit untuk mendengar karena mereka akan merasa dirinya mampu memberikan solusinya.
Dalam hubungan individu, anak seperti ini akan sulit untuk bisa dan mampu untuk mendengarkan segala sesuatu dengan utuh dan komprehensif karena akan cenderung menganggap dia merasa mampu menemukan solusinya dengan cepat.

4. Dorongan berprestasi yang tinggi
Dorongan yang tinggi untuk berprestasi melekat pada diri semua anak, khususnya anak CIBI. namun demikian, lingkungan sekitar sering mematikan dorongan tersebut dengan berbagai stigma negatif kepada anak atau siswa yang belum mampu menunjukkan kemampuannya secara maksimal.
Pada diri anak CIBI, dorongan untuk berpretasi ini sangat nampak dalam karakter yang cenderung negatif seperti arogan, tidak mau mengalah, atau tidak sabaran dalam menghadapi kelambanan yang dilakukan oleh rekan-rekannya. Dorongan-dorongan ini pula yang berpotensi memunculkan dampak negatif pada diri anak-anak CIBI karena dianggap sulit bergaul atau tidak mau bersosialisasi.
Dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan anak CIBI lebih suka konsentrasi dengan aktivitasnya sendiri ketimbang bergabung dengan teman sebayanya karena alasan “tidak nyambung” sehingga mereka memilihi untuk bergaul dengan orang yang lebih tua usianya.
Ketidakcocokan ini bukan kesalahan anak tersebut, namun lebih kepada kemampuan mereka untuk menangkap sesuatu secara cepat. Sehingga kemampuannya tersebut, digabungkan dengan kemampuannya dalam menggabungkan beberapa hal sebagai kesatuan kemudian membuatnya tidak merasa cocok dengan pola pikir rekan sebayanya.
Namun demikian, dengan bimbingan yang baik dan benar maka kemampuannya ini bisa dilihat dalam penyelesaian tugas sekolah. Mereka akan cenderung melakukan sesuatu secara baik dan cenderung perfectionis. Bila tugas yang diterimanya dirasakan tidak menarik dan tidak menantang kemampuannya secara maksimal, bahkan bisa jadi mereka tidak menyelesaikan tugas tersebut sama sekali.

5. Kemampuan verbal yang tinggi
Mungkin kita pernah merasa kurang nyaman ketika menapatkan seorang anak yang belum dewasa memiliki kemampuan berbicara, menentang atau mengkritik orang lain secara lugas. Atau kita dibuat terkagum-kagum dengan kemampuan seorang anak yang mampu berbicara lancar dan belum tentu bisa dilakukan oleh teman sebaya pada umumnya.
Hal tersebut menjadi salah satu ciri dari anak CIBI. kemampuan verbal atau oralnya lebih cepat berkembang dibandingkan dengan kemampuan rekan-rekannya. Walaupun dalam beberapa kasus, ada beberapa anak CIBI yang mengalami keterlambatan dan keterampilan verbalnya.
Anak dengan kemampuan seperti ini bisa memberikan argumen, pertanyaan atau sanggahan secara lugas dan sistematis. Sering orang tua atau guru idbuat pusing dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar dalam sebuah persoalan. Pertanyaan itu bisa menjadi alat bagi mereka untuk mengukur apakah seseorang itu dapat dipercaya oleh dirinya untuk dijadikan salah satu sumber informasi.
Oleh karena itu jangan heran mereka cenderung bisa melakukan penolakan terhadap kehadiran seseorang hanya karena penilaiannya kepada kemampuan orang lain dalam berbicara. Dampak negatif lainnya adalah mereka mampu memanipulasi orang lain dengan kemampuannya. Hal ini bisa dalam bentuk ketergantungan secara personal maupun dalam pergaulan sosial.

0 Response to "Karakteristik Anak Gifted"